Senin, 14 April 2008
Rabu, 09 April 2008
Minggu, 06 April 2008
ZAMIA FURFURACEA
CRYSANTEMUM
KRISAN, TANAMAN BUNGA YANG MEMIKAT HATI | |
| |
Memandang bunga krisan atau seruni yang sedang mekar memang memanjakan mata. Tah salah jika bangsa di Eropa menyebutnya Chrysanthemum, bahasa Yunani yang berarti kuning megah. Bahkan bangsa Jepang mengangkat bunga ini sebagai bunga nasional. Bunga yang diduga berasal dari pegunungan Pyrenea (perbatasan Spanyol dan Perancis) ini memiliki aneka warna, seperti putih, kuning, salem, merah, pink dan violet. Krisan juga mempunyai banyak variasi kelopak: tunggal dan bertumpuk dengan ukuran kecil hingga super besar. Keindahan krisan memikat banyak orang. Di Indonesia krisan lebih popular sebagai bunga potong dan bunga siap pajang yang dijual dalam pot. Tanaman yang masih termasuk keluarga Compositae ini sedikit manja dan membutuhkan perawatan khusus. Masuk akal karena asal krisan dari daerah subtropik yang beriklim dingin, sekitar 17 - 24 derajat C. Krisan biasanya dikembang biakan dengan biji yang sebagian besar didatangkan dari Belanda. Sejauh ini bibit asal biji masih menjadi pilihan utama karena hasil yang seragam, perakarannya kuat dan masa berbunga lebih panjang. Semaikan biji pada media sekam, pasir, tanah berhumus dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Agar media terbebas dari bakteri pembusuk, kukus media sebelum digunakan. Setelah bibit muda memiliki 5-8 lembar daun, pindahkan ke dalam pot atau ke lokasi tanam. Pada masa pertumbuhan krisan harus diberi naungan dan sinar buatan selama 16 jam sehari. Saat kuntum bunga mulai bermunculan, cahaya harus dikurangi 8 jam sehari agar warna bunga tidak pudar dan tangkai bunga tidak memanjang. Pemisahan anakan, sambung pucuk dan stek pucuk cocok untuk menanam krisan yang menggunakan media pot. Stek pucuk disarankan karena lebih cepat menghasilkan bunga dibandingkan bibit yang berasal dari biji atau pemisahan anakan. Caranya, potong pucuk sepanjang 5 - 6 cm. Untuk mempercepat keluar akar, olesi pangkal batang dengan zat perangsang akar/rootone. Tanam di media yang telah disiapkan. Pada masa pertumbuhan (hingga dua bulan) beri pupuk lengkap seperti gandasil, hyponex atau complesal dengan kadar nitrogen tinggi. Ketika tanaman menampakkan kuntum bunga, gunakan pupuk dengan kadar P (fosfat) tinggi untuk merangsang munculnya kuntum bunga. Lakukan pemupukan pagi hari sebelum matahari tinggi agar pupuk tidak menguap. Tanaman krisan sangat rentan terhadap serangan hama. Kutu daun, ulat daun, karat daun dan busuk akar akibat jamur dan bakteri paling banyak dijumpai. Jaga kebersihan media dan lakukan penyemprotan fungisida seperti bonlate atau dithane M45 dan insektisida secara berkala. Budi Sutomo/ http://budiboga.blogspot.com/2006/04/tanaman-hias.html |
SIRIH MERAH ATASI DIABETES MELITUS DAN TUMOR
| |
Klik untuk melihat foto lainnya... | |
Warga Karangjati, Yogyakarta, ini sudah dua tahun lamanya menderita penyakit diabetes melitus (DM). Berbagai cara pengobatan, baik medis maupun tradisional, telah dijalaninya tapi belum memberikan hasil yang memuaskan. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Bambang Sadewo, seorang praktisi kesehatan dan produsen jamu, yang menyarankan minum ekstrak sirih merah. Sedikit demi sedikit penderitaannya pun jauh berkurang. Atasi Aneka Penyakit Setelah seminggu mengonsumsi sirih merah dalam bentuk kapsul, Susmiarto merasakan sakit yang luar biasa di kakinya. Namun, pagi harinya rasa nyeri di kedua kakinya berkurang drastis. Tanda-tanda kesembuhan ini sangat melegakan hatinya karena luka mulai mengering dan berangsur-angsur sembuh. Kesembuhan juga dialami Siska Ribowo, di Jakarta, yang mengidap tumor di bagian payudara. Beruntung, ibu penggemar tanaman hias mendapatkan info tentang khasiat sirih merah. Atas saran herbalisnya, ia pun mengonsumsi sirih merah dalam bentuk rebusan selembar daun segar per hari. Dua gelas air direbus sampai tinggal satu gelas. Air rebusan ini dibagi tiga dan diminum 3 kali sehari sebelum makan. Kini, ia terbebas dari ancaman tumor yang menurut diagnosis dokter sangat mungkin menjadi ganas atau kanker. Khasiat tanaman cantik bernama sirih merah (Piper crocatum) ini memang mencengangkan banyak orang. “Selain DM dan tumor, sirih merah juga berkhasiat menyembuhkan penyakit jantung koroner, asam urat, hipertensi, peradangan organ tubuh (paru, ginjal, hati, dan pencernaan), serta luka yang sulit sembuh,” ujar Bambang Sadewo. Segudang khasiat sirih merah itu disebabkan sejumlah senyawa aktif yang dikandungnya, antara lain flavonoid, alkoloid, polevenolad, tanin, dan minyak asiri. Senyawa flavonoid dan polevenolad bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan anti- inflamasi. Sedangkan senyawa alkoloid mempunyai sifat antineoplastik yang juga ampuh menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Tanaman Pot Pamor sirih merah sebagai herba yang berkhasiat memang baru terdengar dua tahun belakangan ini. Awalnya, tanaman berdaun hijau dengan semburat pink ini banyak dijadikan tanaman hias. Adalah Bambang Sadewo, pemilik Klinik Herbal Center, Yogyakarta, yang mempelopori penggunaan sirih merah sebagai obat. Bagi yang ingin sibuk, sirih merah kini tersedia dalam bentuk ekstrak, tunggal maupun dengan campuran herba lainnya yang dijual dengan harga Rp60.000/60 kapsul. Dalam bentuk segar, manfaat sirih merah juga dapat diperoleh dengan merebus sejumlah daun sirih segar yang cukup tua. Sirih ini tidak sulit dibudidayakan. Bahkan dalam pot pun dapat tumbuh subur. Ia tidak menyukai panas maupun air yang berlebihan. Media tanamnya sederhana, yakni campuran kompos dan tanah dengan perbandingan 1 : 1. Tanaman disiram satu kali sehari, sedangkan untuk menghindari panas yang terlalu terik atau guyuran air hujan berlebihan, pot bisa dipindah ke tempat yang aman. Sirih merah dapat diperbanyak melalui cangkok. Medianya, kompos daun bambu yang dibungkus plastik bening. Semprot media cangkok satu kali sehari, dalam waktu 2—4 minggu, anakan sirih merah sudah bisa dipisahkan dari tanaman induknya. (Dikutip dari: http://www.agrina-online.com) |
BOSAN RUMPUT? PAKAI KUCAI ATAU SUTRA BOMBAY
Klik untuk melihat foto lainnya...
Biasanya, rumput jadi pilihan pertama para pemilik rumah untuk menutup halamannya. Padahal, selain rumput, masih banyak jenis tanaman lain yang tergolong tanaman penutup tanah. Apa sajakah?
Tanaman-tanaman ini kerap disebut tanaman penutup (groundcover). Fungsinya jelas, untuk menutupi tanah. Jenis tanamannya bisa berumpun, atau berbunga. "Biasanya tingginya tak lebih dari 10 centimeter dan tidak bisa tumbuh tinggi," jelas Taufik, pemilik Sketsa Alam di Pusat Bursa Tanaman BSD. Taufik yang juga ahli lansekap ini menambahkan, tanaman penutup tanah biasa disebut jenis semak. "Yang paling gampang dicari, ya, rumput. Hanya saja, sekarang ini banyak orang beralih ke tanaman kucai mini karena lebih gampang dirawat."
Berikut beberapa tanaman penutup tanah yang gampang perawatannya:
1.Kucai mini (Carex morrowii)
Media tanam yang diperlukan adalah campuran pasir, kompos, dan pupuk kandang. Menanamnya harus rapat. Kalau jarang-jarang akan ada ruangan kosong berisi tanah. Lama-lama tanahnya bisa ‘longsor'. Tanaman ini termasuk yang kuat panas. Tapi di tempat teduh atau setengah panas juga tidak apa-apa. Penyiraman dilakukan pagi dan sore
Satu meter persegi tanah dibutuhkan kurang lebih 250 titik kucai. Biasanya, harga per titiknya adalah Rp 800 - 1.000. Menaman pun harus dalam jumlah banyak beda dengan rumput yang cepat menjalar.
Tanaman kucai tak boleh dipangkas karena tumbuhnya sudah maksimal setinggi 10 centimeter. Kalau pun dipotong biasanya akan butuh waktu sekitar 3-4 bulan untuk tumbuh lagi.
2. Kacang-kacangan (landep)
Landep tak suka tempat teduh, sehingga harus kena panas langsung. Seperti kucai, lebih baik disiram pagi dan sore hari. Berbeda dengan landep,tanaman ini tak bisa dipangkas atau dibentuk. Bunganya berwarna kuning.
3. Sutra bombay (Portulaca grandiflora)
Harus dipangkas untuk menumbuhkan pucuk baru, dan tak suka terkena panas. Perbanyakannya melalui stek batang. Untuk warna putih dan ungu biasanya hanya kuat untuk dataran tinggi.
4. Taiwan beauty
Tahan di tempat panas, harus dipangkas, perbanyakan dengan stek batang. Bunga berwarna ungu, putih dan daun hijau. Ada juga yang bunga warna ungu dengan daun berwarna kuning.
5. Ruwelia
Perbanyakan dengan stek batang, tahan panas. Siram pagi dan sore, dengan media tanam berupa kompos. Jangan dilakukan pemangkasan karena tanaman ini berupa daun. Jika dipangkas malah jelek, jadi tak kelihatan bentuknya.
6. Lantana camara
Ada 3 jenis, yaitu lamtana camara, candi, dan tegak. Yang jenis camara, warna bunga berwarna ungu dan putih. Harus dipangkas, suka panas, perbanyakan melalui stek batang.
7. Krokot
Perbanyakan dengan stek, tahan panas, mesti dipangkas. Tak ada bunga dan bisa dibentuk. Media tanamnya kompos. Jangan diberi pupuk kandang karena terlalu panas.
8. Lili alang-alang putih
Tahan panas atau setengah teduh. Tidak boleh dipangkas karena akan jelek dan tidak bagus. Banyak yang melakukan pemangkasan karena tidak tahu dan biar terlihat rapi. Padahal bagus tampil natural seperti untuk rumah-rumah orang Bali.
9. Pangkas kuning
Seperti krokot dan boleh dilakukan pemangkasan.
10. Baby blue eyes
Lakukan pemangkasan, tanam di tempat panas, pasti akan berbunga banyak.
11. Bawang-bawangan
Tidak dipangkas dan tahan panas.
12. Pakis kelabang
Tempat panas atau setengah teduh. Media tanamnya kompos dan tanah merah.
13. Lili paris putih dan Lili paris teduh
Bedanya yang putih tidak berumbi dan harus di tempat panas. Sedangkan yang teduh berumbi dan harus di tempat teduh.
14. Anggrek tanah
Di tempat panas dan setengah teduh. Tapi tidak boleh dipangkas karena berbentuk daun meski ada bunganya berwarna ungu. Sangat indah apalagi jika sudah berbunga.
Perhatikan Suhu!
1. Suhu yang tepat jadi kunci bagus tidaknya pertumbuhan tanaman penutup tanah . Cari tahu, apakah tanaman yang akan ditanam tahan panas, suka teduh, atau setengah teduh.
2. Struktur tanah juga harus diperhatikan. Kalau kondisi tanah jelek, tanaman tidak akan tumbuh dengan baik.
3. Yang tak kalah penting adalah media tanam yang dibutuhkan. Harus tahu betul campuran yang dibutuhkan tanaman. Jika media tanamnya asal-asalan, tanaman tidak tumbuh bagus. Noverita K. Waldan
(Sumber: NOVA)
ZODIA: TANAMAN PENGUSIR NYAMUK
| |
Zodia merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari daerah Irian (Papua). Oleh penduduk setempat tanaman ini biasa digunakan untuk menghalau serangga, khususnya nyamuk apabila hendak pergi kehutan, yaitu dengan cara menggosokkan daunnya ke kulit. Selain itu, tanaman yang mempunyai tinggi antara 50 cm hingga 200 cm (rata-rata 75cm), dipercaya mampu mengusir nyamuk dan serangga lainnya dari sekitar tanaman. Oleh sebab itu tanaman ini, sering ditanam di pekarangan atupun di pot untuk menghalau nyamuk. Aroma yang dikeluarkan oleh tanaman Zodia cukup wangi. Biasanya tanaman itu mengeluarkan aroma apabila tanaman tergoyah oleh tiupan angin sehingga di antara daunnya saling menggosok, maka keluarlah aroma yang wangi. Saat ini sebagian masyarakat menyimpan tanaman zodia pada pot di dalam ruangan, sehingga selain memberikan aroma yang khas, juga aromanya dapat menghalau nyamuk dari ruangan. Namun demikian tidak berarti bahwa nantinya di dalam ruangan terdapat beberapa bangkai nyamuk sebagai akibaat dari tanaman ini, nyamuk hanya terusir karena tidak menyukai aroma dari tanaman ini. Penyimpanan tanaman juga sering diletakkan di sekitar tempat angin masuk ke dalam ruangan, nyamuk yang hendak masukpun terhalau. Hasil Uji Zodia (Evodia suaveolens) yang termasuk ke dalam keluarga Rutaceae, dikatakan mengandung evodiamine dan rutaecarpine. Dari beberapa literatur, tanaman ini bermanfaat sebagai anti-kanker. Menurut hasil analisa yang dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dengan gas kromatografi, minyak yang disuling dari daun tanaman ini mengandung linalool (46%) dan a-pinene (13,26%) di mana linalool sudah sangat dikenal sebagai pengusir (repellent) nyamuk. Dari pengujian yang dilakukan penulis terhadap nyamuk demam berdarah (Aedes aegypti) yang sering membuat heboh masyarakat, yaitu dengan cara menggosokkan daun zodia ke lengan, lalu lengannya dimasukkan ke kotak yang berisi nyamuk demam berdarah dan dibandingkan dengan lengan yang tanpa digosok dengan daun zodia, menunjukkan bahwa daun zodia mampu menghalau nyamuk selama enam jam dengan daya halau (daya proteksi) sebesar lebih dari 70%. Selain itu, lengan yang digigit oleh nyamuk demam berdaarah akan cepat sembuh (bentol dan gatal) apabila digosok dengan daun zodia. Hal ini merupakan harapan baru untuk menghalau serangan nyamuk demam berdarah di masa mendatang, yaitu dengan gerakan kembali ke alam dengan memanfaatkan tanaman di sekitar kita untuk memerangi penyakit demam berdarah. Cara Perbanyakan Tanaman ini sangat mudah diperbanyak, yaitu melalui biji dan stek ranting. Biasanya apabila kita sudah memiliki tanaman yang sudah berbunga dan berbiji, maka bijinya akan jatuh dan tumbuh disekitar tanaman. Saat ini, harga bibit tanaman yang baru tumbuh dapat mencapai Rp. 5.000 hingga Rp. 10.000 per pohonnya, tanaman dengan tinggi sekitar 20 cm di dalam pot dapat mencapai harga Rp. 25.000 hingga Rp. 50.000 per pohonnya, sedangkan tanaman yang sudah mulai berbunga dapat mencapai Rp. 75.000 hingga Rp. 100.000, bahkan yang sudah berbiji dapat mencapai Rp. 150.000 hingga Rp. 200.000. Memang harga tanaman ini masih mahal karena masih tergolong langka dan bagi mereka para pengusaha tanaman, kesempatan ini merupakan ini merupakan peluang yang baik untuk berbisnis. A g u s K a r d i n a n Penulis adalah Peneliti di Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat |
Philodendron
| |
Klik untuk melihat foto lainnya... | |
Dengan bentuk daunnya yang lebar, Philodendron banyak disuka sebagai tanaman dalam ruang atau untuk hiasan. Philodendron termasuk dari keluarga Aracea, dan sangat banyak spesies, dengan ciri-ciri tersendiri pada lebar, ketajaman, dan warna daun. Sebetulnya, keindahan Philodendron (sering disebut Philo saja) tak melulu terletak pada daunnya. Bunga dan batangnya pun terkadang mengundang decak kagum. "Misalnya, Philo Eceng, yang batangnya menyerupai tanaman eceng gondok," papar Arniria Kusuma didampingi sang suami, Bambang Suryono dari Kesuma's Flora. Di pasaran, Philodendron dikenal dengan nama-nama unik. Selain Philo Eceng, ada juga Philo Kodok yang jika diperhatikan memang mirip kodok, dengan batang bulat. Atau Philo Kabel Busi, karena bentuknya mirip busi berwarna kuning. "Philo Kabel Busi sangat disukai pembeli. Padahal harga per helai daunnya mencapai Rp 400 ribu. Tinggal dihitung jika dalam satu pohon ada 8 lembar daun." Tetapi, imbuh Arniria, diantara semua jenis yang ada, Philo dengan bentuk klasik tetap jadi "ratunya." Tanaman Teduh Sebagai tanaman yang berasal dari hutan tropis yang lembab, Philodendron tidak terlalu suka panas. "Akan lebih baik jika diletakkan di atas kolam ikan. Pertumbuhannya lebih baik dibandingkan disimpan di atas rak. Mungkin karena tercipta udara dingin, ya," jelas Arniria. Bagi pasangan ini, tanaman akan lebih subur jika diberi pupuk cair kimia buatan sendiri. "Kasih sebulan sekali dan semprotkan ke daunnya secara rutin." Yang paling penting, media tanam harus porous agar mampu menyimpan atau mengikat akar. "Seperti pakis, kompos bambu, dan arang sekam. Kalau mau memperbanyak unsur haranya, berikan lebih banyak kompos bambu." Waspadai ulat atau virus yang membuat busuk akar dan batang. "Jika tumbuh jamur semprotkan fungisida supaya tidak merambat ke daun lain." Arniria membenarkan tanaman ini termasuk yang mudah dirawat asalkan syarat tertentu dipenuhi. "Asal cukup gizi dan makanan pasti akan tumbuh subur." Untuk mengembangbiakan pohon ini tak terlalu sulit. "Harus dibelah dulu bonggolnya baru bisa diperbanyak meski ada risiko mengalami busuk. Setelah dua bulan baru bisa dilihat hasilnya." Pohon Cinta 1. Nama Philodendron diambil dari bahasa Yunani, Philo (cinta) dan dendron (pohon). 2. Agar daun tampil mengilap, lap daun dengan susu murni. 3. Jangan simpan tanaman di tempat yang terlalu panas atau langsung kena matahari karena akan berpengaruh ke daun. 4. Berilah pupuk sebulan sekali. 5. Jika ingin disimpan di dalam ruangan jangan terlalu lama, cukup 3 hari. Lalu, keluarkan agar terkena sinar matahari. (Nova, Noverita K. Waldan) |
Sabtu, 05 April 2008
Calladium/Keladi Hias
Sansevieria/Lidah Mertua
-Berdasarkan pengalaman, sansevieria yang sering menang kontes adalah jenis Pingucula, Kirkii Brown, Patens (Fischeri), Concina dan beberapa jenis lain yang langka tapi memiliki kesehatan yang prima.
Berbeda lagi jika kita ingin memanfaatkannya untuk keperluan rental atau ditempatkan sebagai penghias ruangan, harus disesuaikan dengan jenis dan ukurannya.
Untuk ruangan besar sebaiknhya pilih sansevieria yang memiliki postur tinggi atau besar seperti Autralian Black, Liliantrue, Masoniana, atau Tiger.
Untuk ruangan sempit atau diletakkan di atas meja, pilih jenis-jenis sansevieria kecil, seperti Moonshine, atau Superba China.
Sedang untuk taman di luar rumah bisa pilih sansevieria yang harganya lebih murah. Sebaiknya tetap disesuaikan dengan luas halaman yang akan ditanami sansevieria.
Harga sansivera kini cukup beragam dari yang hanya Rp 3000,- sampai yang puluhan juta.
MENGENAL SANSEVIERIA
Pada zaman dahulu, orang memanfatkan daun sansevieria sebagai penghasil serat, yakni untuk membuat tali anyaman, jangkar kapal dan kain. Namun sejak awal abad ke-19, sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati para penggemar tanaman hias.Sansevieria adalah tumbuhan yang tumbuh menahun (perennial). Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, sansevieria ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada awalnya, sansevieria yang dikenal secara luas adalah jenis 'ceylon bowstring hemp' (sansevieria trifasciata 'lorentii mein liebling'), yang banyak menghasilkan serat rami. Mengingat kualitas serat yang baik, maka tumbuhan ini dibudidayakan. Saat ini sansevieria telah berkembang menjadi komoditas yanng sangat penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke-19, sekitar tahun 1920-an tanamn sansevieria sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida. Di sana sansevieria populer sabagai indoor plant. Sekitar 1930-an, demam sansevieria mewabah ke benua Eropa. Klasifikasi Tanaman Sansevieria mempunyai banyak nama. "Lidah mertua (mother-in law tongue)" merupakan julukan yang kerap diberikan pada tanaman tak berdahan ini. Ada juga yang menamainya "tanaman pedang-pedangan" karena bentuk daunnya yang runcing menyerupai pedang. Beberapa yang lain menyebutnya "tanaman ular" (snake plant) karena pada beberapa jenis coraknya menyerupai sisik ular.Para ahli biologi menjuluki tanaman sansevieria sebagai tanaman perintis karena mampu hidup di tempat yang tidak bisa di tumbuhi tanamn lain. Julukan-julukan lainnya adalah "century plant", "lucky plant", "the devil luck", "judas sward", dan "african's devil". Nama "sansevieria merupakan bahasa latin untuk genus yang terdiri dari beragam spesies. Dalam ilmu taksonomi yang membagi makhluk hidup ke dalam lima kerajaan (Kingdom), tanaman sansevieria diklasifikasikan ke dalam famili Agavaceae (century plant) yang umumnya mempunyai daun berdaging tebal dan banyak mengandung air. Klasifikasi sansevieria secara lengkap sebagai berikut.class="mainboxtitle">B. Mengenal Bagian-bagian Tanamn Sansevieria Lazimnya tumbuhan berbiji tunggal (monokotil), akar sansevieria berbentuk serabut. Akar berwarna putih ini tumbuh dari bagian pangkal daun dan menyebar ke segala arah di dalam tanah
b. Rimpang (Rhizoma)
Selain terdapat akar juga terdapat organ yang menyerupai batang, orang menyebut organ ini sebagai rimpang atau rhizoma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sari-sari makanan hasil fotosintesis. Rimpang juga berperan dalam perkembang biakan.Rimpang menjalar di bawah dan kadang-kadang di atas permukaan tanah. Ujung organ ini merupakan jaringan meristem yang selalu tumbuh memanjang.
c. Daun
Tanaman sansevieria mudah dikenal dari daunnya yang tebal dan banyak mengandung air (fleshy dan succulent) sehingga dengan struktur daun seperti ini membuat sansevieria tahan terhadap kekeringan. Pasalnya, proses penguapan air dan laju transpirasi dapat ditekan. Daun tumbuh di sekeliling batang semu di atas permukaan tanah. Bentuk daun penjang dan meruncing pada bagian ujungnya. Tulang daun sejajar. Pada beberapa jenis terdapat duri.
d. Bunga
Bunga sansevieria terdapat dalam malai yang tumbuh tegak dari pangkal batang. Bunga sansevieria termasuk bunga berumah dua, putik dan serbuk sari tidak berada dalam satu kuntum bunga. Bunga yang memiliki putik disebut bunga betina, sedangkan yang memiliki serbuk sari disebut bunga jantan. Bunga ini mengeluarkan aroma wangi, terutama pada malam hari.
e. Biji
Biji dihasilkan dari pembuahan serbuk sari pada kepala putik. Biji memilki peran penting dalam perkembangbiakan tanaman. Biji sansevieria berkeping tunggal seperti tumbuhan monokotil lainnya. Bagian paling luar dari biji berupa kulit tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Di sebalah dalm kulit terdapat embrio yang merupakan bakal calon tanaman. Lingkungan Tumbuh SansevieriaSuhu Lingkungan Di habitat aslinya, sansevieria terbiasa dengan perbedaan suhu yang ekstrem. Pada siang hari suhunya sangat tinggi, bisa mencapai 55?C. Sebaliknya pada malam hari suhu turun hingga di bawah 10?C. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman ini adalah 24-29?C pada siang hari dan 18-21?C pada malam hari.Suhu udara sangat erat kaitannya dengan laju penguapan dari jaringan tumbuhan ke udara. Semakin tinggi suhu udara, maka laju transpirasi akan semakin tinggi. Jika suhu berada di bawah batas toleransi, kegiatan metabolisme tumbuhan akan terganggu atau malah terhenti.
b. Curah Hujan dan Kelembapan Udara
Daerah gurun yang merupakan asal sansevieria umumnya curah hujan rendah dengan jumlah bulan hujan sangat singkat. Curah hujan biasanya tidak lebih dari 250mm/tahun. Ditambah dengan suhu siang hari yang sangat panas menyebabkan daerah ini sangat kering. Pasalnya, penguapan lebih tinggi daripada curah hujan. Hal inilah yang menyebabkan tanaman ini tahan hidup di lingkungan dengan kelembapan yang sangat rendah.
c. Cahaya
Semua tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mensintesis makanan. Sansevieria membutuhkan cahaya matahari yang cukup (1.000-10.000 fc) untuk menjamin pertumbuhan yang baik. Meskipun di habitat aslinya tumbuhan ini hidup dengan cahaya matahari yang berlimpah, sansevieria mempunyai toleransi yang tinggi terhadap lingkungan yang kekurangan cahaya. Tanaman ini akan melambat pertumbuhannya jika diletakkan di ruangan dengan pencahayaan kurang dari 15fc.
Ada dua jenis sansevieria berdasarkan kebutuhannya terhadap cahaya matahari. Pertama, jenis sansevieria yang membutuhkan cahaya matahari penuh atau full sun. Misalanya, Sansevieria cylindrica, Sansevieria liberica, Sansevieria trifaciata. Kedua, jenis sansevieria yang menghendaki cahaya matahari yang tidak langsung atau tipe shade. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang ternaungi. Sansevieria yang masuk dalam katagori ini umumnya berdaun kuning, misalnya Sansevieria hyacinthoides dan jenis 'hahnii'.
d. Kondisi Tanah
Tanah gunrun sangat porus. Butirannya banyak mengandung pori-pori udara dan mudah sekali meloloskan air. Umumnya, tanah di lingkungan tersebut didominasi oleh tanah pasir dengan campuran jenis lain. Oleh karena itu, akar tanaman sansevieria sangat membutuhkan tanah yang tidak terlalu lembab dan beraerasi baik. Kegunaan Sansevieria
a. Bahan Serat
Salah satu nama yang diberikan kepada sansevieria adalah "bowstringhemp" yang berarti serat yang digunakan untuk mengikat. Hal ini beralasan, karena daun tumbuhan ini dahulunya sering dijadikan sebagai pengikat. Serat daunnya panjang, mengkilap, kuat, elastistis dan tidak merapuh meskipun terkena air. Karena keunggulan sifat-sifat serat daun sansevieria digunakan sebagai bahan baku pakaian. Beberapa negara seperti Cina, dan Selandia Baru membudidayakan sansevieria sebagai bahan baku serat pada industri tekstil. Jenis yang biasa ditanam untuk keperluan ini di antaranya Sansevieria cylindrica 'aethiopica', Sansevieria kirkii 'perinii', Sansevieria trifasciata 'lorentii mein liebling', dan Sansevieria zeylanica.
b. Obat Tradisional
Di daerah Afrika, sansevieria telah lama digunakan oleh penduduk lokal sebagai penghalau racun akibat gigitan ular dan serangga. Di beberapa daerah Asia, getah tumbuhan ini digunakan sebagai cairan antiseptik dan daunnya digunakan untuk membalut luka pada tindakan P3K.
Bagi penderita diabetes, daun tanaman ini bisa menjadi obat alternatif. Jenis yang digunakan adalah Sansevieria trifasciata 'lorenttii'. Cara penggunaaanya, beberapa lembar daun dipotong-potong dan direbus dengan tiga gelas air hingga mendidih dan tersisa satu gelas. Sisa air ini kemudian diminum kepada penderita. Dengan cara yang sama, ramuan ini juga sering digunakan oleh penderita ambeien.
c. Antipolusi
Di dalam tiap helai daun sansevieria terdapat senyawa aktif pregnane glykoside, yaitu zat yang mampu menguraikan zat beracun menjadi senyawa asam organik, gula, dan beberapa senyawa asam amino. Beberapa senyawa beracun yang bisa diuraikan oleh tanaman ini diantaranya kloroform, benzen, xilen, formaldehid, dan triklorotilen. Kloroform adalah senyawa beracun yang menyerang sistem saraf manusia, jantung, hati, paru-paru, dan ginjal, melalui sistem pernafasan dan sirkulasi darah.
Kemampuan sansevieria untuk meymenyerap racun membuatnya akrab dalam penghijauan lingkungan. Di jalur hijau, tanaman ini dimanfaatkan untuk menyerap racun asap buangan kendaraan dari knalpot. Sementara itu sebagai tanaman hias indoor, sansevieria bisa menangani sick building syndrome, yaitu keadaan ruangan yang tidak sehat akibat tingginya konsentrasi gas karbondioksida, zat nikotin dari asap rokok, dan penggunaaanAC dalam ruangan. Satu tanaman sansevieria trifasciata 'lorentii' dewasa berdaun 4-5 helai dapat menyegarkan kembali udara dalam ruangan seluas 20m2.
Dengan kemampuan ini pula, ibu rumah tangga yang sering beraktivitas di dapur bisa memetik manfaat dari tanaman sansevieria. Peletakan sansevieria di dapur dapat menyegarkan udara dengan menyerap gas karbondioksida dan monoksida sisa pembakaran dari kompor.
PURING
| ||
| ||
| ||
Kembang kertas
Bougaville! sekarang sedang trend untuk di buat figure tree atau instant bonsai dengan ditambah model sambung yg full color,membuat harganya jadi semakin melambung!
|
?Kembang kertas | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bougainvillea spectabilis | ||||||||||||
Klasifikasi ilmiah | ||||||||||||
| ||||||||||||
Spesies | ||||||||||||
Bougainvillea buttiana |
Kembang kertas atau populer juga dengan nama bugenvil (ejaan Inggris: [ˌbuːɡɨnˈvɪliə][1]cf. bougainville; nama ilmiah: Bougainvillea, terutama B. glabra) merupakan tanaman hias populer. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. Keindahannya berasal dari seludang bunganya yang berwarna cerah dan menarik perhatian karena tumbuh dengan rimbunnya. Seludang bunga ini kerap dianggap sebagai bagian bunga, walaupun bunganya yang benar adalah bunga kecil yang terlindung oleh seludang.
Tanaman bunga kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Oleh karena itu, tanaman bougainvillea menjadi tanaman hias yang sangat populer karena kecantikkan warnanya dan cara merawatnya yang mudah.
Berasal dari Amerika Selatan, tanaman ini sering ditanam di taman dan kawasan perumahan. Pada waktu tanaman ini berbunga, tanaman ini mempunyai kebiasaan merontokkan beberapa daunnya. Bentuknya adalah pohon kecil yang sukar tumbuh tegak. (Seludang bunga ( atau spatha) merupakan daun pelindung, yang seringkali berukuran besar, yang menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar. Seludang bunga dapat dijumpai pada struktur generatif ("bunga") tumbuhan anggota suku aren-arenan (Arecaceae dan suku talas-talasan (Araceae). Seludang bunga sebenarnya merupakan suatu bentuk khusus dari daun pelindung (bractea)).
Bougainvillea disebut tanaman bunga kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri – ciri seperti kertas. Nama Inggris bunga ini adalah Bougainvillea yang diambil dari nama Sir Louis Antoine de Bougainville, seorang prajurit AL Perancis. Antara jenis pokok bunga kertas tersohor ialah Bougainvillea ‘Elizabeth Angus’; Bougainvillea ‘Red’; Bougainvillea Pultonii; Bougainvillea ‘Easter Parade’ dan Bougainvillea ‘Lady Mary Baring’.
Perawatannya pun mudah, tidak memerlukan waktu yang lama karena spesies tumbuhan ini sangat sesuai ditanam di kawasan beriklim tropis dan khatulistiwa seperti negara kita dan bisa tumbuh hingga 10 meter tingginya. Batang tanaman bunga ini agak keras, mempunyai duri yang tajam dan bercabang-cabang. Perkembang biakannya pula hanya memerlukan keratan batang yang disemai di dalam bungkus plastik ataupun pot dengan cara mudah. Selain itu, tanaman ini juga mempunyai sulur yang rapat, daun yang lebar dan berbentuk bujur tirus yang mampu membentuk rimbunan pokok di kawasan halaman rumah atau juga sebagai tumbuhan pagar di kawasan yang menarik.
Walaupun tanaman ini berukuran kecil dan berbentuk corong, namun memiliki banyak manfaat. Contohnya saja untuk dandanan rambut, campuran bunga untuk mandian pewangi, dan sebagai kegunaan di upacara pemakaman bagi kaum Cina dan India.
Tarikan mempesona bunga ini menjadi perbincangan penduduk di negara kita karena terkesan dengan bentuknya dan warnanya yang menarik hati. Warna bunga ini terdiri dari berbagai macam warna, seperti jingga, merah menyala, merah jambu, merah pucat, kuning, ungu, putih, dan berbagai campuran warna.
Sedikit perawatan ringkas, penyiraman air dan pemupukan sempurna mampu mengembalikan kesegaran tanaman bunga kertas ini dalam jangka waktu kurang dua minggu. Dan jika ingin tanaman bunga kertas ini berbunga seterusnya, kita hanya perlu mengurangi pemberian air dan pupuk lantas meletakkan pot tanaman di tempat yang terkena sinar matahari.
Pokok bunga kertas ini telah berjaya dicantum dengan pelbagai warna. Jarang dapat jumpa bunga kertas yang ada lebih dari 1 warna.
Kembang kertas (pengucapan / ˌ bu ː ɡɨnvɪliə /) adalah genus dari tanaman berbunga asli Amerika Selatan dari Brasil barat ke Peru dan selatan untuk selatan Argentina (Chubut Propinsi). Penulis berbeda menerima antara empat dan 18 spesies dalam genus. Tanaman ini ditemukan di Brasil pada 1768, oleh Philibert Commerçon, botanis Prancis yang menyertai laksamana Angkatan Laut Perancis dan penjelajah Louis Antoine de Bougainville selama pelayaran mengelilingi.
Mereka berduri, tanaman merambat berkayu yang tumbuh di mana saja 1-12 meter, merangkak dari tanaman lain dengan duri bengkok. Duri yang berujung dengan hitam, lilin substansi. Mereka evergreen di mana curah hujan terjadi sepanjang tahun, atau gugur jika ada musim kering.
Daun alternatif, sederhana ovate-acuminate, 4-13 cm dan lebar 2-6 cm. Bunga aktual tanaman pada umumnya kecil dan putih, tetapi masing-masing kelompok terdiri dari tiga bunga ini dikelilingi oleh tiga atau enam bracts dengan warna-warna cerah yang terkait dengan tanaman, termasuk pink, magenta, ungu, warna merah, oranye, putih, atau kuning. Kembang kertas glabra kadang-kadang disebut sebagai “bunga kertas” karena bracts yang tipis dan keriput. Buah adalah sempit lobed lima achene.
Budidaya dan menggunakan
Bougainvilleas adalah tanaman hias populer di sebagian besar wilayah dengan iklim yang hangat, termasuk Ethiopia, Indonesia, Aruba, Filipina, Thailand, Pakistan, India, Sri Lanka, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Australia, Singapura, wilayah Mediterania, Karibia, Meksiko, Afrika Selatan, Kuwait, dan Amerika Serikat di Arizona, California, Florida, Hawaii, Louisiana, South Carolina, dan selatan Texas.
Berbagai kultivar dan hibrida yang dipilih, termasuk hampir thornless semak-semak. Beberapa kultivar Kembang kertas yang steril, dan disebarkan dari setek.
Kembang kertas yang cepat tumbuh dan bunga sepanjang tahun di iklim hangat, terutama ketika mencubit atau dipangkas. Mereka tumbuh subur terbaik di tanah basah. Bloom siklus biasanya empat sampai enam minggu. Kembang kertas tumbuh terbaik di matahari sangat cerah dan penuh dengan sering pembuahan, tetapi tanaman membutuhkan sedikit air untuk bunga.
Sebagai tanaman indoor di daerah beriklim sedang, mereka dapat tetap kecil dengan teknik bonsai. Jika overwatered, Kembang kertas tidak akan mungkin kehilangan bunga dan daun atau layu, atau bahkan mati karena akar membusuk.
Berbagai jenis Kembang kertas merupakan bunga resmi pulau Grenada, pulau Guam, dari Lienchiang dan Pingtung County di Taiwan, Ipoh, Malaysia [1] dan dari kota-kota Tagbilaran, Filipina; Camarillo, California; Niguel Laguna, California ; San Clemente, California; dan Naha, Okinawa.