Powered By Blogger

Sabtu, 05 April 2008

PURING

Corak dan warna daunnya beragam. Bisa digunakan sebagai pagar tanaman atau tampil di pot. Bisa juga jadi obat dan menyerap racun. Celakanya di mata orang awam, tanaman ini dikenal sebagai tanaman kuburan. Padahal, banyak ragamnya, dan banyak peminatnya.


Setelah kamboja, tanaman lain yang kerap disebut sebagai tanaman kuburan adalah puring. Sama seperti kamboja, di mata awam, puring pun kerap dipakai untuk menandai letak makam seseorang di tanah pemakaman. Padahal, kini kedua tanaman tersebut sudah “naik daun”. Puring (Codiaeum variegatum) atau croton termasuk keluarga Euphorbiaceae, dan banyak dicari orang.

Keindahan tanaman ini terletak di variasi warna dan besar kecilnya serta corak daunnya (bintik-bintik, garis, dan lain-lain). Warna daunnya amat beragam, mulai hijau kekuningan, orange, sampai merah cenderung ke ungu. Biasanya, semakin tua usia tanaman, warnanya semakin menonjol.

Bahkan, dalam satu tanaman bisa memiliki dua atau tiga warna, semisal merah, hijau, dan kuning. “Bentuk daunnya pun sangat banyak, ada yang berbentuk huruf Z, burung walet, keriting spiral dan banyak lagi,” tutur Heri Syaefudin, landscaper dari Gonku Landscape and Stock Plant. Tanaman ini amat banyak jenisnya. Bahkan Heri berani menyebutkan di tempatnya saja ada sekitar 50 jenis puring.

Tanaman ini termasuk tanaman yang bisa terkena matahari secara langsung. Cocok sekali dipadu padankan untuk landscape. “Karena warnanya beraneka ragam, kalau dipakai untuk landscape bisa membentuk massa warna.”

Ketinggian puring bisa mencapai 5 meter. “Tapi ditanam di pot juga bisa. Perbanyakan biasanya dilakukan dengan stek dan cangkok. Bisa ditanam di-border dengan sekelompok tanaman lain, atau soliter tampil sendiri,” papar Heri yang menyebut puring sebagai tanaman yang gampang dirawat. “Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan, sehari sekali ketika musim panas. Medianya pun tanah seperti tanaman lain pada umumnya. Bisa juga dicampur dengan pupuk dan pasir.”

Penyakit yang menghinggapi puring biasanya semut atau kutu putih. Untuk membasminya, tinggal disemprot saja dengan pembasmi serangga.

Untuk ke depannya, Heri yakin prospek puring akan semakin berkembang. Karena selain cantik dipandang, tanaman ini juga cepat tumbuh dan tidak terlalu menuntut perhatian tinggi dalam merawatnya. “Semoga puring juga bisa diterima orang, seperti orang menerima kamboja jepang,” tandasnya penuh harap.

Serap Gas Beracun

1. Dapat dipakai sebagai pagar hidup pembatas antara halaman rumah dan jalan.

2. Jika terkena sinar matahari tampilan puring akan makin cantik, cerah, dan menawan.

3. Selain lidah mertua, sri rejeki, dan pandan bali, ternyata puring juga mampu menyerap gas beracun dengan berbagai kapasitas rendah hingga sedang.

4. Tanaman puring aslinya berasal dari wilayah Maluku.

5. Kegunaannya sebagai tanaman obat, antara lain rebusan daun hijau yang sudah tua dipakai untuk mandi dan diminum untuk menurunkan demam. Rebusan akar digunakan sebagai obat pencahar.***

(Sumber: Nova)






Tidak ada komentar: